Banyak banget pengertian dari cerpen itu, dan kali ini kami mengambil 2 pengertian sebagai pembanding:
-H.B. Jassin –Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.
-A. Bakar Hamid dalam tulisan "Pengertian Cerpen" berpendapat bahwa
yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu
banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu
plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan.
Kali ini kita
bahas dulu masalah “perkenalan sebuah cerita” atawa pengantar, wew...
Ibarat kamu pingin merebut hati seseorang tuh, gimana caranya bisa
merebut hati si doi jika kalian nggak kenalan? *hohoho Vira mulai kumat*
eh abaikan... Dan ingat, kesan pertama itu harus berkesan bagi para
pembaca, banyak kegagalan dari survei event-event Pena House (bagi saya;
Vira) dalam penilaian sebuah cerpen itu ya banyak yang gagal di bagian
ini. Gak boleh kasih harapan palsu, satu kalimat aja yang keren juga
boleh *kamu mau ibarat jualan nih cuma dicicipin doang terus ditinggal
ngeloyor atau kalo baca sih ditinggal tidur? Mau? NO WAY.
Ini
loh tips bagi yang sussah (s nya satu aja vir jangan banyak-banyak ntar
dingin *plak) nulis tulisan berupa “narasi” entah itu novel atau cerpen
sama aja:
1.PeDe (HARUS bin WAJIB).
Banyak keluhan yang
masuk, “Kak ajarin aku nulis karena aku tuh suka nggak pede buat nulis
cerpen, padahal kata-kata udah di kepala.” ---- Duh, adik manis,
permintaan kamu itu salah, karena menulis itu secara alami, tanpa perlu
diajarin, kalo kamu nggak nulis sendiri dari hatimu yang terdalam #eaa...
kakak juga nggak bisa lancar dong ngarahinnya. (Saya tegaskan
pembimbing itu hanya bisa mengarahkan aja bukannya ngajarin kamu nulis
sebelum tulisanmu ada. Itu namanya kamu belum menemukan keberanianmu
untuk mengikuti daya kreatif dalam pikiranmu).
2.Jangan mikir kelamaan ntar idemu ilang dibawa angin.
Jangan nunggu banyak kata-kata keren kalo kamu mau lembar ms.wordmu
nggak kosong atau bukumu cuma ada garis-garis aja. Istimewa itu
bagaimana cara kita mengemas sebuah cerita menjadi berkarakter. Yang
kamu butuhkan itu cerita yang mengalir jadi mulailah dengan hal wajar.
Misal:
Satu Kata
Oleh : Lavira Az-Zahra
"Aku kembali, pada ruas jalan yang sebagaimana aku melangkah menuju takdir-Nya."
Desember 2014. Jalan Masjid no 6A.
Senja samar-samar menyembunyikan aura sendu yang terlihat di wajah
manisnya. Siluet yang berada di pelupuk mata, seseorang yang telah lama
dirindukannya. Selalu hadir ketika hujan menyapa, dan ketika jingga
terulas sempurna.
“Lima hari lagi aku wisuda, doakan ya agar semuanya lancar.”
“Tentu Kak, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Apa Kakak pernah meragukannya?”
Kira-kira apa yang terjadi seterusnya? Penasaran nggak? Tambahkan tag
line di awal cerpen sehabis judul sama nama penulis. Sah-sah aja kok,
cerpenmu itu butuh SENTUHAN kan. Intinya rebut perhatian pembaca secara
singkat namun pas kena di hatinya. *asal jangan mainstream*
3.Pakai kata-kata yang umum dan diksi yang sesuai dengan genre yang kamu
angkat, jangan cuma kamu yang mengerti. Dan juga pikirkan kata-kata
kunci yang bisa kamu kembangkan dalam menyusun kalimatmu. Akan terasa
sekali ketika penulis itu bersungguh-sungguh menuliskan ‘tulisannya’
atau hanya sekedar ‘coretan’ belaka.
4.Jika cerpenmu dimulai dengan dialog, buatlah situasi yang dapat membuat pembaca penasaran mengikuti alur ceritamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar