Kamis, 20 November 2014

Kesan Perkenalan Pandangan Pertama

Banyak banget pengertian dari cerpen itu, dan kali ini kami mengambil 2 pengertian sebagai pembanding:
-H.B. Jassin –Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.
-A. Bakar Hamid dalam tulisan "Pengertian Cerpen" berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan.

Kali ini kita bahas dulu masalah “perkenalan sebuah cerita” atawa pengantar, wew... Ibarat kamu pingin merebut hati seseorang tuh, gimana caranya bisa merebut hati si doi jika kalian nggak kenalan? *hohoho Vira mulai kumat* eh abaikan... Dan ingat, kesan pertama itu harus berkesan bagi para pembaca, banyak kegagalan dari survei event-event Pena House (bagi saya; Vira) dalam penilaian sebuah cerpen itu ya banyak yang gagal di bagian ini. Gak boleh kasih harapan palsu, satu kalimat aja yang keren juga boleh *kamu mau ibarat jualan nih cuma dicicipin doang terus ditinggal ngeloyor atau kalo baca sih ditinggal tidur? Mau? NO WAY.

Ini loh tips bagi yang sussah (s nya satu aja vir jangan banyak-banyak ntar dingin *plak) nulis tulisan berupa “narasi” entah itu novel atau cerpen sama aja:

1.PeDe (HARUS bin WAJIB).
Banyak keluhan yang masuk, “Kak ajarin aku nulis karena aku tuh suka nggak pede buat nulis cerpen, padahal kata-kata udah di kepala.” ---- Duh, adik manis, permintaan kamu itu salah, karena menulis itu secara alami, tanpa perlu diajarin, kalo kamu nggak nulis sendiri dari hatimu yang terdalam ‪#‎eaa‬... kakak juga nggak bisa lancar dong ngarahinnya. (Saya tegaskan pembimbing itu hanya bisa mengarahkan aja bukannya ngajarin kamu nulis sebelum tulisanmu ada. Itu namanya kamu belum menemukan keberanianmu untuk mengikuti daya kreatif dalam pikiranmu).

2.Jangan mikir kelamaan ntar idemu ilang dibawa angin.
Jangan nunggu banyak kata-kata keren kalo kamu mau lembar ms.wordmu nggak kosong atau bukumu cuma ada garis-garis aja. Istimewa itu bagaimana cara kita mengemas sebuah cerita menjadi berkarakter. Yang kamu butuhkan itu cerita yang mengalir jadi mulailah dengan hal wajar. Misal:

Satu Kata
Oleh : Lavira Az-Zahra
"Aku kembali, pada ruas jalan yang sebagaimana aku melangkah menuju takdir-Nya."

Desember 2014. Jalan Masjid no 6A.

Senja samar-samar menyembunyikan aura sendu yang terlihat di wajah manisnya. Siluet yang berada di pelupuk mata, seseorang yang telah lama dirindukannya. Selalu hadir ketika hujan menyapa, dan ketika jingga terulas sempurna.
“Lima hari lagi aku wisuda, doakan ya agar semuanya lancar.”
“Tentu Kak, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Apa Kakak pernah meragukannya?”


Kira-kira apa yang terjadi seterusnya? Penasaran nggak? Tambahkan tag line di awal cerpen sehabis judul sama nama penulis. Sah-sah aja kok, cerpenmu itu butuh SENTUHAN kan. Intinya rebut perhatian pembaca secara singkat namun pas kena di hatinya. *asal jangan mainstream*

3.Pakai kata-kata yang umum dan diksi yang sesuai dengan genre yang kamu angkat, jangan cuma kamu yang mengerti. Dan juga pikirkan kata-kata kunci yang bisa kamu kembangkan dalam menyusun kalimatmu. Akan terasa sekali ketika penulis itu bersungguh-sungguh menuliskan ‘tulisannya’ atau hanya sekedar ‘coretan’ belaka.

4.Jika cerpenmu dimulai dengan dialog, buatlah situasi yang dapat membuat pembaca penasaran mengikuti alur ceritamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar