Senin, 26 Mei 2014

Satu Kaca Dua Musim.


Telah Terbiit!! Pembelian 10 buku gratis ongkir ke seluruh Indonesia

Satu Kaca Dua Musim
Copyright © 2014 by Muhammad Lefand
xxv + 99 hlm. ; 13 x 19 cm

Editing Aksara : Lavira Az-Zahra
Setting dan Layout : Lavira Az-Zahra
Design : Lavira Az-Zahra
ISBN : 978-602-70477-0-9

Cetakan Pertama, Mei 2014.
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Diterbitkan Oleh :
Pena House
Jalan KNPI Gg. Cendrawasih, Bangkle, Blora
Jawa Tengah - 58200
Phone : 08995718264
Email : azzahra.house834@gmail.com
Website : www.penahouseagency.blogspot.com

Harga :
Umum : 40.000
Penulis : 35.000

PEMESANAN : via sms atau whatsapp.
SKDM_Nama_Alamat_Jumlah Buku.
Kirim ke 08995718264.

Testimoni :
Satu kaca dua musim sebuah pilihan judul yang menarik. Peribahasa mengungkapkan "sekali merengkuh dayung, dua pulau terlampaui”. Melalui kaca dan kata-kata seolah cermin, kita dapat melihat dua atau lebih perjalanan waktu. Muhammad Lefand melalui buku ini menyodorkan cermin dan kata-kata agar kita dapat memahami dengan baik prosesi dua musim. Melalui satu kaca terpantul dua musim (kemarau atau penghujan). Secara simbolik kemarau merujuk sesuatu yang kering dan penghujan merujuk sesuatu hal yang basah. Kering dan suburnya imajinasi amat menentukan kualitas puisi. Selamat bercermin sembari menangkap makna puisi dalam buku ini. ~Dimas Arika Mihardja, Penyair dan Dosen.

Melalui puisi, Muhammad Lefand bercerita tentang cinta, pengorbanan, luka, mimpi dan lainnya. Puisi-puisi yang merupakan pergolakan batin penyair dalam memaknai kehidupan. Layak diapresiasi! ~Aliya Nurlela, Pegiat FAM Indonesia dan novelis.

Puisi-puisi Muhammad Lefand mengisyaratkan catatan perjalanan nurani seorang penyair muda, bergairah dan masih suka tantangan. Di dalam puisinya, Lefand banyak menggarap persoalan sosial secara gamblang, lugas dan kadang menggunakan sudut pandang khas yang polos. Kadang ia menulis puisi cinta yang sederhana, dengan lokalitas yang diusungnya mulai terasa teraba. Justru puisi tentang alam dan ketuhanan yang pendek kadang memberi kejut kesadaran. Tentu saja, saya menyukainya. ~Mugya Syahreza Santosa, Penyair penutur Hikayat Pemanen Kentang.

Dalam proses kreatif memang perlu sebuah keberanian, sebagaimana yang dilakukan Muhammad Lefand ini. Sebenarnya saya sendiri merasa kaget juga dimintai pendapat soal antologinya ini, karena saya tak punya keberanian seperti Muhammad Lefand menerbitkan antologi puisi dari proses kreatifnya. Walau sebagian besar puisi-puisi yang terkumpul dalam buku ini singkat-singkat atau hanya satu bait, tapi sudah mewakili jiwa penulisnya. Salut, moga tak hanya berhenti di sini dan akan terbit lagi buku berikutnya. ~Suyitno Ethexs, Komite Dewan Kesenian Mojokerto.

Sebuah proses kreatif perlu keberanian tersendiri, sepintas membaca karya-karya Muhammad Lefand, serasa dibawa pada sebuah realita kehidupan, selamat, semoga terus berproses dan menghasilkan karya-karya yang fenomenal. ~Ardi Susanti, Penyair Perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar